Labels

Home » » Coretan Pena Penyanyi Cafe Dalam Sisa Semangat

Coretan Pena Penyanyi Cafe Dalam Sisa Semangat


BALADA PENYANYI CAFE

Tulisan ini dibuat sebagai ungkapan hati dari seorang penulis yang telah mempertaruhkan jati dirinya sebagai seorang penyanyi cafe selama 17 tahun. Arti mempertaruhkan adalah rela kehilangan waktu, tenaga, pikiran, hubungan sosial, status sosial, pendidikan, strata ekonomi, dll.

Tugas Penyanyi Cafe Adalah Melayani.

Menjadi seorang penyanyi cafe seperti seorang pelayan di sebuah restaurant, yang siap melayani pesanan apa saja sesuai yang tertera di daftar menu. Mungkin dia tidak bisa membawakan semua lagu yang diminta, melainkan apa yang sudah pernah didengar, dipelajari dan dicobanya. Yang pasti, penyanyi cafe identik dengan membawakan lagu milik orang lain yang dibawakannya sesuai dengan permintaan telinga dari pengunjungnya.

Penyanyi Cafe sebagian besar disewa jasanya oleh pemilik tempat sebagai pelengkap dari sebuah rumah usaha. Contohnya sebuah restaurant, pemilik usaha berharap dengan menghadirkan penyanyi cafe ini dalam performa suara dan visualnya mampu mendongkrak pengunjung untuk datang di rumah usahanya. Jadi selain daftar menu yang komplit, sajian dan rasa menu yang mantap, dekorasi yang keren, pelayanan yang prima, suasana yang nyaman, juga diharapkan mendapatkan kelengkapan dengan performa suara dan tampilan hiburan yang menarik.

Skala Kualitas Yang Dibutuhkan.

Sebagai seorang penyanyi cafe tidaklah mudah untuk menjaga performa tetap prima. Skala waktu keprimaan tidak hanya diukur dari waktu saat tampil yang rata-rata sekitar 2 atau 3 x 45 menit ini saja, namun juga lamanya eksistensi sebagai seorang penyanyi cafe. Kualitas seorang penyanyi cafe ditentukan oleh kemampuannya memproduksi suara yang baik, tingkat kepuasan atas kemampuannya menghibur yang selalu baik, ketahanan fisik dan suara dalam durasi sewa jasa yang telah ditentukan, penampilan wajah dan tubuh yang selalu menarik, serta etika yang baik selama waktu kehadirannya. Nah, kualitas yang minimal sama setiap tampil disepanjang karirnya ini, banyak ditemui kecenderungan menurun dari tahun ke tahun. Dan yang lebih parahnya, ditambah dengan semakin banyaknya pesaing dari kalangan muda dan pendatang baru yang membawa warna dan kualitas penampilan yang lebih baik, tentulah mengancam skala eksistensi (keberadaan) penyanyi cafe yang mulai beranjak senior ini untuk tetap bertahan.

Kita harus sadari, bahwa penyanyi cafe adalah sebuah jasa yang sebagian besar tidak tampil satukali lalu selesai, namun akan kembali dan kembali tampil dalam lingkungan yang sama, namun dituntut untuk minimal berkualitas yang sama baiknya. Meskipun label harga jasa regular ini jauh lebih kecil daripada ketika seorang penyanyi tampil di sebuah acara event, namun penilaian kualitas bersifat menetap, artinya akan didasarkan pada kualitas saat pertama kali tampil di tempat itu. Berbeda dengan Event, dimana dengan harga jasa yang jauh berlipat dibanding harga regular, kualitas yang diharapkan adalah sesuai dengan yang diinginkan penyewanya terhadap tema dan jenis acaranya, serta telah lolos proses tender (presentasi, penilaian dan pembandingan). Penyanyi cafe tidak perlu terbeban menjadi bintang seperti di event, namun cukup menjadi wakil dari tuan rumah di sebuah rumah usaha tersebut untuk melayani tamu dalam bentuk dan rentang waktu kontrak jasa yang telah disepakati.

Sebagai Seniman Atau Pekerja Seni?

Sebagai seorang pelayan terkadang bertolak belakang dengan jiwa seorang seniman. Meskipun banyak penyanyi cafe yang menolak disebut seorang seniman melainkan seorang pekerja seni, namun tetaplah dia adalah seorang seniman. Seniman adalah orang yang menciptakan karya seni, meskipun keberadaannya dalam ruang kapitalisme (dibentuk oleh tuntutan industri dan bergerak karena upah).
Namun demikian, istilah yang berkembang diantara musisi khususnya penyanyi cafe yang melabelkan dirinya seorang pekerja seni tidaklah perlu ditampik, mengingat segala yang dikorbankan (waktu, tenaga dan pikiran) merasa dibatasi kebebasan berkaryanya dan merasa ditentukan tentang bentuk, ruang, warna dan nilainya.

Seniman menurut Wikipedia adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif, inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan karya seni, seperti lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik. Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan karya dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang diakui.

Wiktionary mendefinisikan seniman (artis) sebagai kata benda sebagai berikut:
1. Seseorang yang membuat seni
2. Seseorang yang membuat seni sebagai sebuah pekerjaan
3. Seseorang yang terampil di beberapa kegiatan

Jadi seorang artis pasti akan menghasilkan sebuah bentuk karya seni, yang bisa dinikmati oleh para penggemarnya, baik berupa lukisan, musik, foto, film dan lainnya. Sedangkan penggunaan kata artis di Indonesia sering digunakan kepada setiap orang yang sering tampil di televisi untuk menghibur, kemudian disebut sebagai artis.

Terkadang seorang aktor atau aktris juga sering disebut sebagai artis (seniman), karena akting adalah bukan bagian dari seni, akting hanya diarahkan oleh sutradara yang telah membuat naskah dan storyboard. Menurut Morgan Freeman seorang aktor senior, pemeran Lucius Fox dalam film trology Batman karya Christopher Nolan, menyatakan bahwa akting adalah sebuah kerajinan atau sebuah bentuk penafsiran.

Aneka pendapat lain tentang pendefinisian Seniman dan Pekerja seni seperti:

Tetapi apapun istilahnya, penyanyi cafe haruslah merasa bahwa dirinya adalah seniman, yang tak akan ada waktu pensiun atau batas produktifitas. Istilah sebagai pekerja seni dapat menjadi belenggu bagi kreatifitas maksimal yang dapat dibuat setiap waktu. Mengapa? Karena merasa bahwa dirinya seorang pekerja yang bergerak dan berkarya sesuai waktu dan ruang yang diberikan, tanpa progres dalam kontinyuitasnya, dan berupaya seharga upah yang diberikan. Jika seorang penyanyi cafe dapat menanamkan dirinya sebagai seorang seniman, maka dia akan terus menciptakan yang terbaik, berupaya selalu untuk mendapat perhatian dan kepuasan penikmatnya tanpa memandang nilai yang akan diterimanya, serta percaya bahwa apa yang ditabur akan menuai hasil serupa. Artinya bahwa seorang penyanyi cafe janganlah bersugesti sebagai pekerja, pelengkap usaha dan bagian dekorasi rumah usaha, melainkan bersugestilah sebagai seniman (artis) yang selalu berfikir tentang bagaimana menghasilkan karya yang terbaik dari bahan baku yang sudah ada.

Wajah Eksistensi Penyanyi Cafe.

Menjadi penyanyi cafe sulit menjadi kaya, mungkin pendapat ini dapat dibenarkan, karena ketika mengkalkulasi nilai uang yang diperoleh terhadap segala kebutuhan untuk mendukung biaya hidup dan perawatan (suara, penampilan, situasi dan kondisi) akan berasa minus. Namun, hal ini dikembalikan diri sendiri bagaimana membuat managemen waktu yang baik dalam kehidupannya. Membagi antara waktu belajar, latihan, perawatan, istirahat, perhatian ke keluarga dll, itu haruslah berimbang dan konsisten. Karena banyak ditemui penyanyi cafe yang kebingungan ekonomi sehingga berdampak pada kualitas performanya dari waktu ke waktu. Andaikan saja management waktu yang baik diterapkan, akan banyak dijumpai cara-cara paling murah dan efektif untuk mempersiapkan segala kebutuhan hidup termasuk pemenuhan kebutuhan performa sebagai seorang seniman panggung.

Berbicara tentang karya yang dibuat seorang penyanyi cafe, bentuk yang dihasilkan tidaklah lepas dari pengaruh peran partner seninya seperti musisi pengiring, soundsistem, penikmat, kondisi-suasana tempat serta tata peraturan pemilik usahanya. Disinilah diperlukan kemampuan untuk menyelaraskan atas apa yang dibebaskan dan yang dibatasi, serta kedewasaan diri untuk menjaga tetap mampu berkarya dalam skala yang tetap terjaga baik meskipun dalam perubahan situasi yang tidak dikehendaki. Tidak perlu pengalaman untuk mendapatkan wawasan ini, melainkan diperlukan kesiapan dan kemauan tinggi untuk terus belajar dan berusaha.
Ingatlah, bahwa seorang yang berkualitas tinggi adalah yang mampu menjawab sebuah tantangan yang bertubi-tubi datang padanya.

Perlu Membuat Dokumentasi Seni.

Kadangkala apa yang kita tampilkan dalam kapasitas sebagai penyanyi cafe di sebuah waktu dan tempat, tidak seperti apa yang diharapkan. Mungkin saja tema yang wajib disajikan bukanlah tema dimana kita dapat mampu tampil maksimal seperti apa yang mampu kita berikan. Atau mungkin situasi dan kondisi yang seharusnya menguatkan kualitas tampil malah melemahkan, seperti kualitas musik, soundsistem dll. Namun sebenarnya hal ini tidak kemudian dibiarkan atau bahkan ditinggalkan. Ingatlah bahwa kita adalah bekerja. Jadi perlu kemampuan diri untuk dapat berdiri tegak di dua status itu dengan baik, yaitu sebagai pekerja dan juga sebagai seniman.

Kita disamping perform live setiap waktu, kita pun memerlukan sebuah media untuk menuangkan bentuk apa yang sebenarnya maksimal dari yang kita punyai dalam sebuah dokumentasi seni. Dokumentasi seni berbeda dengan dokumentasi portofolio. Kalau dokumentasi portofolio, kita merekam jejak karya kita ketika kita perform baik berupa foto, audio atau video, untuk kepentingan identifikasi dan bahan promosi, namun dokumentasi seni adalah sebuah dokumentasi yang kita buat sebagai bentuk karya audio/video yang dapat dinikmati sebagai bentuk perwakilan dari kualitas maksimal atas kemampuan seni yang kita miliki, dan dapat dinikmati orang lain tanpa diperlukan kehadiran fisik kita.
Nah, dokumentasi seni inilah merupakan perwakilan dari siapa kita secara kualitas sebagai seorang seniman, dalam skala yang didapat melalui wawasan dan pengalaman, tanpa dipedulikan terhadap batasan-batasan yang ada. Sayangnya banyak penyanyi cafe yang tidak memanfaatkan upaya ini, selain terus menggulirkan dirinya sebagai pekerja yang lambat laun tidak disadarinya bahwa waktu dan kapitalisme menggerus kemampuannya semakin menurun dan terkubur oleh keberadaan pendatang baru yang berkualitas, lebih bergairah dan membawa warna baru.

Jadi, dari uraian diatas, tulisan ini mengisahkan tentang sebuah gambaran padat tentang balada seorang penyanyi cafe yang baru menyadari bahwa, apa yang telah dilakukan dan akan tetap terus dilakukan ini adalah sebuah pilihan. Semua harga atas kemampuan tidak dapat disematkan oleh kita sendiri, melainkan oleh orang lain terhadap apa yang bisa kita berikan (Skala Produktifitas). Oleh karenanya, diperlukan management waktu untuk membuat eksistensi sebagai seniman ini tetap terus dapat berkarya yang terbaik tanpa ditaklukkan oleh uang dan kebutuhan hidup. Dan seniman berarti ada karya yang dapat dinikmati baik dalam dokumentasi seni maupun dalam live performanya.
Selalu yakin bahwa, seberapa nilai yang kita persembahkan akan mendapat nilai serupa. Meski tidak sekarang, melainkan nanti.

Oleh: Krisna

0 komentar:

Posting Komentar